Sabtu, 16 Oktober 2010

SURAH AL-FAATIHAH سورة الفاتحة

اَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
“Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Maha Penyayang”
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
“Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam”
الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
“Yang Maha Pemurah Maha Penyayang”
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
“Pemilik hari pembalasan”
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus”
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“(yaitu) jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka, bukan jalannya orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat”

(Q.S Al-Faatihah ayat 1-7)

Jumat, 15 Oktober 2010

ISI AJARAN AGAMA ISLAM YANG WAJIB DIKETAHUI SETIAP MUSLIM

ISI AJARAN AGAMA ISLAM YANG WAJIB DIKETAHUI SETIAP MUSLIM

1. PETA PERJALANAN HIDUP MANUSIA
2. MA’RIFATULLAH
3. MA’RIFATUR RASUL
4. MA’RIFATUD DIENUL ISLAM
5. MA’RIFATUL INSAN
6. MA’RIFATUL QUR’AN
7. MA’RIFATUS SUNNAH

1.Peta Perjalanan Hidup Manusia
2.Kajian Didalam Ma’rifatullah
2.1 Makna Allah Dan Rabb
2.2 Cara Mengenal Allah
2.3 Hak Allah Dan Hak Hamba
2.4 Mengapa Kita Harus Beribadah Kepada Allah
3.Kajian Didalam Ma’rifatur Rasul
3.1 Makna Nabi Dan Rasul
3.2 Mengapa Allah Mengutus Nabi Dan Rasul
3.3 Metodologi Da’wah Para Nabi/Rasul
4.Kajian Ma’rifatud Dienul Islam
4.1 Rukun Iman
4.2 Rukun Islam
4.3 Ihsan
4.4 Mu’amalah
4.5 Akhlak
4.6 Adab-Adab
5.Kajian Didalam Ma’rifatul Insan
5.1 Bahan Baku Penciptaan Manusia
5.2 Sifat-Sifat Baik Dan Sifat-Sifat Buruk Manusia
5.3 Manusia Yang Dicintai Dan Manusia Yang Dibenci
5.4 Musuh-Musuh Manusia
5.5 Peta Balik Hidup Manusia
5.6 Metodologi Da’wah
6.Kajian Ma’rifatul Qur’an
6.1 Makna Al-Qur’an
6.2 Benarkah Alqur’an Firman Allah?
6.3 Metodolologi Tafsir Alqur’an
6.4 Asbabun Nujul
6.5 Kajian Lain Ulumul Qur’an
7.Kajian Didalam Ma’rifatus Sunnah
7.1 Makna Hadits Dan Sunnah
7.2 Ulumul Hadits







URAIAN:

1. PETA PERJALANAN HIDUP MANUSIA

Jika seorang akan menuju satu tempat yang di inginkannya tentulah dia harus mengetahui tempat yang akan dia tuju, kalau tidak maka orang tersebut tidak akan sampai pada tempat yang dia inginkan, untuk itulah dia perlu peta agar dapat melihat arah tujuannya, sehingga ia dapat menentukan jalan mana yang akan dia ambil. Dan juga dapat menentukan , perbekalan apa yang ia butuh agar sampai ketempat yang ia tuju.

Begitupun seorang manusia yang menyakini bahwa ia akan kembali kepada tempat akhirnya yaitu jannah atau neraka maka ia perlu mengetahui tahapan-tahapan kembalinya ketempat tersebut. Sehingga dia akan mengetahui bahwa perjalanan hidupnya masih panjang dan dia tidak menyia-nyiakan waktunya ketika hidup di dunia, karena ketika dia sudah beralih ke alam kubur maka dia tidak akan dapat kembali lagi.

Peta perjalanan hidup Manusia
Pada dasarnya manusia akan mengalami dua (2) kali mati dan dua (2) kali hidup, Allah swt berfirman :
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Al-Baqaran : 28)
رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ
Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka
adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka) (Al Mu'miin : 11)
هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ(56)
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Yunus 56)










Peta Perjalanan Hidup Manusia Itu:

Allah swt berfirman :

فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ
maka ke manakah kamu akan pergi? (At Takwir : 26)

Inilah alam-alam yang akan dilewati manusia sebelum masuk Surga atau Neraka:
1. Mati
2. Alam Rahim
3. Alam Dunia
4. Alam Kubur
5. Hari Berbangkit
6. Padang Mahsyar
7. Hisab
8. Dibagi Catatan Amal
9. Mizan (Timbangan Amal)
10. Telaga Rasul
11. Sirath
12. Surga atau Neraka

BEBERAPA DALIL YANG BERKAITAN DENGAN PETA BALIK MANUSIA (alam-alam yang akan dilewati manusia):

1. Mati, sebelum masuk ke alam rahim.

كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Q.S Al-Baqarah : 28)


هَلْ أَتَى عَلَى الْإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا(1)إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا(2)إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا(3)إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ سَلَاسِلَ وَأَغْلَالًا وَسَعِيرًا(4)إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا(5)عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا

Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. Sesungguhnya Kami menyediakan bagi orang-orang kafir rantai, belenggu dan neraka yang menyala-nyala. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.
(AL Insan : 1-6)


2.Alam Rahim.

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ
Sesungguhnya setiap orang dari kamu diciptakan dalam perut ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah, kemudian selama empat puluh hari menjadi 'alaqoh kemudian selama empat puluh hari pula menjadi mudghoh, kemudian di utuslah kepadanya malaikat meniupkan ruh dan di perintahkan untuk menulis empat kata, yaitu menuliskan tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, celaka atau bahagianya. (HR Muslim)


Pada Alam rahim inilah manusia dihidupkan oleh Allah swt, dengan ketentuan-ketentuan yang dimilikinya, baik berupa rezeki, ajal, amalnya. Dengan kita menyakini adanya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh sang pencipta kita maka kita akan menjadi orang yang meyakini bahwa hidup kita sudah ada yang merekayasanya, kita hanya berusaha dan menjalankan apa yang sudah di tentukan bagi kita.

3.Alam Dunia:


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".(Al Baqorah : 30)



إِذْ قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ يَامَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih `Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (Ali Imran : 45)


Dari dua ayat qur'an diatas dapat disimpulkan, bahwa alam dunia adalah disiapkan oleh Allah untuk manusia beramal. Dan turunnya manusia kealam dunia melalui proses kelahiran. Jadi Alam dunia adalah alam ke dua yang dilalui manusia. Dan di alam Dunia manusia diuji apakah ia termasuk yang taat ataukah yang bermaksiat kepada Allah swt. Alam dunia adalah alam ujian. Allah swt berfirman :

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.(Ali Imran :186)


4.Alam Kubur

ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقْبَرَهُ
kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,(Abasa 21)

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfa`atan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).(Yunus 49)


Manusia akan memasuki alam kubur didahului dengan datangnya ajal (kematian) kemudian manusia akan berada dialam kubur, dan barang siapa yang selamat di alam kubur maka ia tidak akan mendapat siksa kubur dan barang siapa yang tidak selamat maka ia akan mendapat siksa kubur.

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولَانِ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ لَهُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا قَالَ قَتَادَةُ وَذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى حَدِيثِ أَنَسٍ قَالَ وَأَمَّا الْمُنَافِقُ وَالْكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ

Sesungguhnya seorang hamba jika tela dibaringkan dalam kuburnya kemudian ditinggalkan oleh pengantarnya, sedang ketika itu ia masih mendengar bunyi sandal mereka, lalu datanglah dua malaikat lalu mendudukannya dan berkata kepadanya, Kamu menyebut apa kepada laki-laki ini (Maksudnya nabi kita Muhammad Saw) jika ia orang mukmin maka ia akan berkata "Saya bersaksi bahwa ia hamba dan rasulnya lalu di katakan kepadanya, lihatlah tempatmu di neraka, kini Allah telah menukar tempatmu di Sorga. Jika yang mati itu orang munafik atau orang kafir, maka malaikat berkata kepadanya: Kamu menyebut apa kepada orang ini (Muhammad) maka ia berkata : saya tidak tahu apa yang dikatakan orang dahulu kepadanya. Lalu dikatakan kepada orang itu : Engkau tidak akan tahu dan engkau tidak mengikutinya. Kemudian orang itu dipukul dengan martil sekeras-kerasnya. Maka menjeritlah orang itu sekeras-keranya, sehingga didengar oleh makhluk sekitarnya kecuali Jin dan Manusia ( HR Bukhari)

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir`aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras".

حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ مِنْهَالِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَاذَانَ عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةِ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ فَانْتَهَيْنَا إِلَى الْقَبْرِ وَلَمَّا يُلْحَدْ فَجَلَسَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَلَسْنَا حَوْلَهُ وَكَأَنَّ عَلَى رُءُوسِنَا الطَّيْرَ وَفِي يَدِهِ عُودٌ يَنْكُتُ فِي الْأَرْضِ فَرَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مَلَائِكَةٌ مِنْ السَّمَاءِ بِيضُ الْوُجُوهِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الشَّمْسُ مَعَهُمْ كَفَنٌ مِنْ أَكْفَانِ الْجَنَّةِ وَحَنُوطٌ مِنْ حَنُوطِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَجْلِسُوا مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ عَلَيْهِ السَّلَام حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الطَّيِّبَةُ اخْرُجِي إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ قَالَ فَتَخْرُجُ تَسِيلُ كَمَا تَسِيلُ الْقَطْرَةُ مِنْ فِي السِّقَاءِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَأْخُذُوهَا فَيَجْعَلُوهَا فِي ذَلِكَ الْكَفَنِ وَفِي ذَلِكَ الْحَنُوطِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَطْيَبِ نَفْحَةِ مِسْكٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ قَالَ فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ يَعْنِي بِهَا عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الطَّيِّبُ فَيَقُولُونَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَحْسَنِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانُوا يُسَمُّونَهُ بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يَنْتَهُوا بِهَا إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَسْتَفْتِحُونَ لَهُ فَيُفْتَحُ لَهُمْ فَيُشَيِّعُهُ مِنْ كُلِّ سَمَاءٍ مُقَرَّبُوهَا إِلَى السَّمَاءِ الَّتِي تَلِيهَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَ عَبْدِي فِي عِلِّيِّينَ وَأَعِيدُوهُ إِلَى الْأَرْضِ فَإِنِّي مِنْهَا خَلَقْتُهُمْ وَفِيهَا أُعِيدُهُمْ وَمِنْهَا أُخْرِجُهُمْ تَارَةً أُخْرَى قَالَ فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ وَمَا عِلْمُكَ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمْ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِي قَالَ وَإِنَّ الْعَبْدَ الْكَافِرَ إِذَا كَانَ فِي انْقِطَاعٍ مِنْ الدُّنْيَا وَإِقْبَالٍ مِنْ الْآخِرَةِ نَزَلَ إِلَيْهِ مِنْ السَّمَاءِ مَلَائِكَةٌ سُودُ الْوُجُوهِ مَعَهُمْ الْمُسُوحُ فَيَجْلِسُونَ مِنْهُ مَدَّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَجِيءُ مَلَكُ الْمَوْتِ حَتَّى يَجْلِسَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَيَقُولُ أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْخَبِيثَةُ اخْرُجِي إِلَى سَخَطٍ مِنْ اللَّهِ وَغَضَبٍ قَالَ فَتُفَرَّقُ فِي جَسَدِهِ فَيَنْتَزِعُهَا كَمَا يُنْتَزَعُ السَّفُّودُ مِنْ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ فَيَأْخُذُهَا فَإِذَا أَخَذَهَا لَمْ يَدَعُوهَا فِي يَدِهِ طَرْفَةَ عَيْنٍ حَتَّى يَجْعَلُوهَا فِي تِلْكَ الْمُسُوحِ وَيَخْرُجُ مِنْهَا كَأَنْتَنِ رِيحِ جِيفَةٍ وُجِدَتْ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ فَيَصْعَدُونَ بِهَا فَلَا يَمُرُّونَ بِهَا عَلَى مَلَإٍ مِنْ الْمَلَائِكَةِ إِلَّا قَالُوا مَا هَذَا الرُّوحُ الْخَبِيثُ فَيَقُولُونَ فُلَانُ بْنُ فُلَانٍ بِأَقْبَحِ أَسْمَائِهِ الَّتِي كَانَ يُسَمَّى بِهَا فِي الدُّنْيَا حَتَّى يُنْتَهَى بِهِ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيُسْتَفْتَحُ لَهُ فَلَا يُفْتَحُ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ فَيَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ اكْتُبُوا كِتَابَهُ فِي سِجِّينٍ فِي الْأَرْضِ السُّفْلَى فَتُطْرَحُ رُوحُهُ طَرْحًا ثُمَّ قَرَأَ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنْ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنْ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمْ السَّاعَةَ

Imam Ahmad meriwayatkan dari Al Barra'bin'Azib, katanya, : kami keluar bersama rasulullah saw mengantarkan jenazah dari seorang kaum Anshar, sampai di pemakaman. Setelah jenazaj itu diletakkan di dalam lubang kubur, rasulullah saw duduk dan kamipun duduk di sekitar beliau, seolah-olah ada burung yang hingga diatas kepala kami. Beliau memegang sepotong kayu dan mengorek-ngoreknya ke tanah, kemudian beliau mengangkat kepalanya, lalu berkata, Mohonkanlah kalian perlindungan dari siksa kubur. Beliau mengatakan dua atau tiga kali, kemudian berkata : sesungguhnya hamba yang beriman itu, bila meninggal dunia dan menghadap ke akherat, turunlah malaikat kepadanya dari langit, dengan wajah yang putih seperti matahari, dengan membawa kain kafan dan wewangian dari sorga, kemudian duduk di sisinya sejauh mata memandang.

Kemudian datang malaikat maut duduk dekat kepalanya, lalu mengatakan wahai jiwa yang baik keluar menuju ampunan dan keridhoan dari Allah, Rasulullah saw berkata, maka ruh itupun keluar, mengalir seperti cairan yang mengalir dari mulut tempat air dari kulit, kemudian langsung diambilnya tampa menunggu sedetikpun di tangannya dan segera diletakkan dalam kaffan dan wewangian itu, lalu keluar darinya seperti bau yang sangat harum yang tak ada bandingannya di dunia.

Para malaikat itu membawanya ke langit, setiap kali melewati sekelompok malaikat, mereka bertanya-tanya, bau apa yang harum seperti ini ? mereka menjawab, ini baunya si fulan bin si fulan, sambil menyebutkan nama yang terbaik yang di pakainya di dunia. Sampai di langit dunia (langit pertama) malaikat kemudian minta di bukakan pintu langit itu untuknya. Kemudian diantar oleh malaikat yang ada pada setiap langit menuju langit berikutnya, sampai kelangit ketujuh. Maka Allah swt berfirman, tulislah ia dalam daftar hambaku di 'illiyyiin, lalu kembalikan ke bumi, karena dari tanah (bumi) itulah ia ku ciptakan, kedalamnya KU kembalikan dan darinya Akan Ku keluarkan lagi.

Selanjutnya beliau berkata, maka ruh itu di kembalikan lagi ke jasadnya, lalu datang dua malaikat dan merekapun mendudukkannya, kemudian bertanya kepadanya, siapa Rabbmu ? ia menjawab : Rabbku adalah Allah. Kemudian malaikat bertanya kembali, apa agamamu ? ia menjawab, agamaku Islam, malaikat bertanya lagi, siapa orang yang di utus Allah kepada kalian ? ia menjawab, Dia Adalah Rasulullah, Malaikat bertanya, apa ilmumu ? ia menjawab, aku membaca kitabullah, lalu aku percaya kepadanya dan membenarkannya.

Kemudian ada penyeru dari langit mengatakan, hambaku memang benar, maka berilah ia alas dan pakain dari surga dan bukakan pintu baginya menuju sorga, maka sampailah kepadanya kenikmatan dan kesenangan surga, serta dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang, lalu datang kepadanya seorang yang berwajah tampan, berpakaian bagus, berbau harum dan berkata kepadanya, bergembiralah dengan apa yang dulu telah membuatmu bergembira, ini adalah hari yang di janjikan kepadamu, ia bertanya, siapa engkau ini wajahmu adalah wajah yang membawa kepada kebaikan, ia menjawab, aku adalah amal baikmu, ia berkata, Ya Rabb jadikanlah kiamat, jadikanlah kiamat hari ini juga, supaya aku dapat kembali bertemu dengan keluarga dan harta bendaku.

Beliau bersabda, sesungguhnya, hamba yang kafir itu bila meninggal dunia dan menghadap ke akherat, turunlah para malaikat kepadanya dari langit, dengan wajah hitam dengan membawa kain mish (bertenun kasar dari bulu), kemudian duduk sejauh pandangan mata, kemudian datang malaikat maut dan duduk dekat kepalanya, lalu mengatakan, wahai jiwa yang buruk, keluarlah menuju kemurkaan dan kemarahan Allah, beliau berkata, maka ruhnya itupun bercerai berai di seluruh badannya, lalu malaikat maut mencabutnya bagaikan mencabut kawat dari bulu domba yang basah kemudian langsung diambilnya tampa menuggu sedetikpun di tangannya, segera di letakkan di dalam kain mish itu, lalu keluar darinya seperti bau bangkai yang paling busuk yang tidak ada tandingannya di dunia, para malaikat itu membawanya naik kelangit dan setiap kali melewati sekelompok malaikat, mereka bertanya, bau apa yang sangat busuk ini ? mereka menjawab, ini baunya si fulan bin si fulan, sambil menyebutkan nama terjelek yang di pakainya di dunia.

Demikian hingga sampai pada langit bumi (langit pertama). Malaikat kemudian meminta di bukakan pintu langit untuknya, tapi tidak di bukakan, kemudian Rasulullah saw membaca ayat : إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.(Al A'raaf : 40)

Maka Allah berfirman, tulislah ia dalam daftar hambaku di sijjin, di dasar bumi yang paling rendah, lalu ruhnya itupun di campakkan dengan kencang, kemudian beliau membaca ayat, حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.(Al hajj : 31)


Maka Ruhnya di kembalikan ke jasadnya, lalu datang dua malaikat dan merekapun mendudukkannya, kemudian bertanya kepadanya, siapa Rabbmu ? ia menjawab, hah, hah, aku tidak tahu, malaikat bertanya, Apa agamamu ? ia menjawab, hah, hah, aku tidak tahu, malaikat bertanya kembali, siapa orang yang di utus Allah kepada kalian ? ia menjawab, hah, hah, aku tidak tahu.

Kemudian ada penyeru dari langit mengatakan, hambaku memang dusta, maka berilah ia alas dari nereka dan bukakan pintu baginya menuju neraka.

Maka datanglah kepadanya sebagian hawa terik dan angin panas neraka, lalu disempitkanlah kuburnya sehingga remuklah tulang-tulang rusuknya, lalu datanglah seorang yang berwajah buruk, berpakaian buruk, berbau busuk, dan mengatakan kepadanya, terimalah kabar yang menyedihkan ini, ini adalah hari yang telah di janjikan kepadamu. Ia bertanya, siapa engkau ini nampak wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan, ia menjawab, aku adalah perbuatan burukmu, ia berkata, Ya Rabb jangan engkau jadikan hari kiamat.

5.Hari Berbangkit

يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَيُحْيِي الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرَجُونَ

Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).(Ar Ruum : 19)
مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ


Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(Luqman : 28)


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ أ ثُمَّ يُنْزِلُ اللَّهُ مِنْ السَّمَاءِ مَاءً فَيَنْبُتُونَ كَمَا يَنْبُتُ الْبَقْلُ قَالَ وَلَيْسَ مِنْ الْإِنْسَانِ شَيْءٌ إِلَّا يَبْلَى إِلَّا عَظْمًا وَاحِدًا وَهُوَ عَجْبُ الذَّنَبِ وَمِنْهُ يُرَكَّبُ الْخَلْقُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Rasulullah saw bersabda Jarak antara dua tiupan sangsakala itu empat puluh tahun lamanya. Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit dan tumbulah (hidup kembali) manusia seperti tumbuhnya tunas pohon. Seluruh tubuh manusia hancur kecuali yang di sebut ajabuzzanab (tulang ekor). Dari tulang inilah nanti disusun tubuh baru di hari kiamat. (HR Muslim)

6.Padang Mahsyar

Setelah manusia di bangkitkan kemudian manusia akan dii kumpulkan dalam satu padang yang sangat luas, yang disebut padang Mahsyar.

يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ(48)وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ(49)سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ


(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka, (Ibrahim :48 – 50 )

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَّقِيِّ لَيْسَ فِيهَا عَلَمٌ لِأَحَدٍ

Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat di padang putih yang belum pernah di jamah bagaikan lempengan bersi yang tidak terdapat tanda-tanda petunjuk bagi seorangpun. (HR Muslim)

7.Hari Hisab

رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mu'min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)".(Ibrahim : 41)


8.Pembagian Catatan Amal

وَتَرَى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. (Al Jaatsiyah : 28)

هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ إِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
(Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan."
(Al Jaatsiyah : 29)

وَأَشْرَقَتِ الْأَرْضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتَابُ وَجِيءَ بِالنَّبِيِّينَ وَالشُّهَدَاءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Dan terang benderanglah bumi (padang mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Az Zumar : 69)

وَوُضِعَ الْكِتَابُ فَتَرَى الْمُجْرِمِينَ مُشْفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَاوَيْلَتَنَا مَالِ هَذَا الْكِتَابِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا وَوَجَدُوا مَا عَمِلُوا حَاضِرًا وَلَا يَظْلِمُ رَبُّكَ أَحَدًا

Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun".(Al Kahfi : 49)


9.Mizan

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al A'raaf : 8)

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (Al A'raaf : 9)

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala) nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (Al Anbiya : 47)


إِنَّهُ الَيَأْ تِي الرَّجُلُ الْعَظِيْمُِ السَّمِيْنُ يَوْمَ القِيَامَةَ لاَ يَزِنُ عِنُدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ
Sesungguhnya ada seorang laki-laki gendut datang pada hari kiamat, ternyata timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap seekor nyamuk. (HR Bukhari)


10.Telaga Rasul

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ قَدْرَ حَوْضِي كَمَا بَيْنَ أَيْلَةَ وَصَنْعَاءَ مِنْ الْيَمَنِ وَإِنَّ فِيهِ مِنْ الْأَبَارِيقِ كَعَدَدِ نُجُومِ السَّمَاءِ

Sesungguhnya ukuran telagaku adalah seluas antara Ailah dan Shan'a di yaman dan sesungguhnya kendi-kendinya sebanyak bintang-bintang di langit. (HR Bukhari)


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ وَرَدَ عَلَيَّ شَرِبَ وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا أَبْصَرْتُ أَنْ لَا يَرِدَ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونَنِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ

Sesungguhnya aku menunggu kedatangan kamu sekalian di telaga. Barang siapa melewati dia pasti minum. Dan barang siapa minum, maka dia tidak akan dahaga selamanya. Sesungguhnya akan ada beberapa kaum yang di tolak (dari telaga), aku kenal mereka dan merekapun kenal aku. Kemudian terhalanglah antara aku dan mereka. (HR Bukhari)

11.Shirath

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ حُبِسُوا بِقَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيَتَقَاصُّونَ مَظَالِمَ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا نُقُّوا وَهُذِّبُوا أُذِنَ لَهُمْ بِدُخُولِ الْجَنَّةِ فَوَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَأَحَدُهُمْ بِمَسْكَنِهِ فِي الْجَنَّةِ أَدَلُّ بِمَنْزِلِهِ كَانَ فِي الدُّنْيَا
Apabila orang-orang mukmin telah selamat dari shirath, maka mereka ditahan disebuah jembatan antara surga dan neraka.Maka diadakannlah pembalasan atas kezhaliman yang pernah dilakukan di antara sesama manusia di dunia. Sehingga apakala mereka sudah dibersihkan sampat bersih, maka merekapun diizinkan masuk surga. Maka sesungguhnya tiap orang dari mereka lebih mengetahui tempat tinggalnya dalam surga dari pada dalam rumah yang pernah dia tempati di dunia. (HR Bukhari).

12.Jannah (sorga)

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ(73)وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي صَدَقَنَا وَعْدَهُ وَأَوْرَثَنَا الْأَرْضَ نَتَبَوَّأُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ نَشَاءُ فَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya".Dan mereka mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki." Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.(Az Zumar : 73-74)

13.Neraka

وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ ءَايَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا بَلَى وَلَكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ(71)قِيلَ ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ
Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya". Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.(Az Zumar : 71-72)


2. KAJIAN MA’RIFATULLAH معرفة الله

2.1 Makna Allah Dan Rabb

a. Makna kata Allah الله) (

Kata Allah (الله berasal dari kata Al-Illah ( (ا لإ له
Huruf hamza di buang dan mengidghomkan (menggabungkan ) huruf lam yang per tama kedalam huruf lam yang ke 2.Maka jadilah ia satu lam yang ditasdidkan dan dibaca dengan tebal atau berat .

الاله – ال له – الله

Kemudian apa yang dimaksud dengan kata Al illah( (ا لإ له?

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata :
الإله : هُوَالَّذِى يُطَاعَ فَلاَ يُعْصَى هَيْبَةً لَهُ وَاِجْلاَلاً وَ خَوْفًا وَتَوَكُّلاَ عَلَيْهِ وَسَؤَالاً مِنْهُ وَدُعَاءً لَهُ وَلاَيُصْلِهُ هَذَا كُلُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ عَزَّوَجَلَّ

( (ا لإ له AL-ILLAHU ADALAH:
sesuatu yang ditaati dan tidak di durhakai dengan penuh rasa segan ,pemuliaan,kecintaan , rasa takut, berharap, rasa tawakkal, permohonan dan doa dan semuanya itu tidak pantas di berikan kecuali kepada Allah Azza wa Jallah.

Dari definisi yang diberikan oleh Ibnu Rajab diatas dapat diambil kesimpulan bahwa definisi diatas bisa diperuntukkan untuk allah jika diperuntukkan untuk Allah dan bisa selain allah jika diperuntukkan untuk selain Allah

1. Barang siapa yang memindahkan makna Al-Illah untuk Allah maka berarti ia telah memuliakan Allah (mentauhidkan Nya)
2. Barang siapa yang memindahkan makna Al-Illah kepada selain Allah Maka Ia telah Menyekutukan Allah (berlaku Syirik


Dalil Al Qur'an tentang makna Al-Illahu:

Taat :

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (An Nuur : 52)

Tidak Di Durhakai :
يَاأَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا
Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. (Maryam : 44)

Rasa Segan :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (Al Baqorah : 26)

Pemuliaan :
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ
Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) `Arsy yang mulia.(Al Mu'minuun : 116)

Kecintaan :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Al Baqorah : 165)

Takut :
يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَوْفُوا بِعَهْدِي أُوفِ بِعَهْدِكُمْ وَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ
Hai Bani Israil, ingatlah akan ni`mat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (Al Baqorah : 40)

Berharap :
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Alam Nasyrah : 8)

Tawakkal :
إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَؤُلَاءِ دِينُهُمْ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mu'min) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al Anfaal : 49)

Permohonan :
قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui".(Yunus : 89)

Doa :
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
Di sanalah Zakariya mendo`a kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do`a".(Ali Imran : 38)


b. Makna kata Rabb ربّ

Kata Rabb adalah bentuk mashdar berasal dari kata رَبَّ- يَرُبُّ
Artinnya mengembangkan sesuatu dari satu keadaan kepada keadaan lain sampai pada satu keadaan yang sempurna.
Jadi kata Rabb adalah masdar yang dipinjam untuk untuk fa'il (pelaku) . Kata rabb bisa diartikan untuk Allah dan Untuk Selain Allah

1 Kata Rabb diartikan untuk Allah
Kapan kata Rabb di pergunakan untuk Allah ? diperuntukan untuk Allah kalau ia memenuhi syarat berikut :
1.Jika kata rabb dimarifatkan artinya ditambahkan aliflam sehinggga menjadi
ال + ربّ = الربّ = الله
2.Jika kata Rabb disandarkan kepada sifat sifat ketuhanan seperti

ربّ + الْعَلَمِيْنَ= رب العلمين = الله artinya tuhan semesta alam

ربّ + النَّاسُ= رب الناس = الله artinya tuhan manusia

2 Kata Rabb diartikan selain Allah
Kapan kata rabb di terjemahkan untuk selain Allah ?
Jika kata rabb disandarkan kepada sesuatu yang bukan sifat-sifat ketuhanan .
Contoh :
ربّ + الدَّار = رب الدار Artinya tuan rumah

ربّ + الفَرَسُ = رب الفرس Artinya pemilik kuda

ربّ + الإِبْلُ = رب الابل Artinya pemilik onta

Contoh kata rabb tidak diartikan sebagai tuhan dalam kisah nabi yusuf ketika di dalam penjara bersama dua pemuda yang bermimpi kemudian masing menanyakan tawil mimpinya kepada nabi yusuf Alaihissallam


يَاصَاحِبَيِ السِّجْنِ أَمَّا أَحَدُكُمَا فَيَسْقِي رَبَّهُ خَمْرًا وَأَمَّا الْآخَرُ فَيُصْلَبُ فَتَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْ رَأْسِهِ قُضِيَ الْأَمْرُ الَّذِي فِيهِ تَسْتَفْتِيَانِ
Hai kedua penghuni penjara "adapun salah seorang diantara kamu berdua akan memberi minum tuannya dengan khomaradapun yang seorang lagi akan disalib , lalu burung memakan sebagian kepalanya Telah diputuskan kedua perkara yang kamu berdua menanyakannya.
(surat yusuf ayat 41)

contoh dalam hadits bahwa kata rabb diartikan bukan untuk tuhan tetapi diartikan untuk pemilik

contoh dalam hadits bahwa kata rabb diartikan bukan untuk tuhan tetapi diartikan untuk pemilik :

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ رَبِيعَةَ عَنْ يَزِيدَ مَوْلَى الْمُنْبَعِثِ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ اللُّقَطَةِ قَالَ عَرِّفْهَا سَنَةً فَإِنْ جَاءَ أَحَدٌ يُخْبِرُكَ بِعِفَاصِهَا وَوِكَائِهَا وَإِلَّا فَاسْتَنْفِقْ بِهَا وَسَأَلَهُ عَنْ ضَالَّةِ الْإِبِلِ فَتَمَعَّرَ وَجْهُهُ وَقَالَ مَا لَكَ وَلَهَا مَعَهَا سِقَاؤُهَا وَحِذَاؤُهَا تَرِدُ الْمَاءَ وَتَأْكُلُ الشَّجَرَ دَعْهَا حَتَّى يَجِدَهَا رَبُّهَا وَسَأَلَهُ عَنْ ضَالَّةِ الْغَنَمِ فَقَالَ هِيَ لَكَ أَوْ لِأَخِيكَ أَوْ لِلذِّئْبِ

Dari Zaid bin Kholid ia berkata, Rasulullah saw di Tanya tentang barang pungutan berupa emas dan perak, lalu beliau menjawab, kenalilah tutupnya dan tempatnya, kemudian umumkan barang itu selama setahun, lalu kalau engkau tidak menemukan pemiliknya, maka hendaklah engkau belanjankan dia dan jadikanlah sebagai barang titipan pada dirimu, lalu jika orang yang mencarinya itu datang sewaktu-waktu, maka berikanlah barang itu kepadanya, zaid juga bertanya kepada nabi saw, tentang unta yang hilang, lalu beliau menjawab, apa yang ada padamu dan apa yang ada padanya? Biarkan saja dia, karena ia punya sepatu (tapal) dan lambungnya, iapun bisa sampai ke air dan makan pepohonan (rumput), hingga pemiliknya mengambilnya, dan Zaid bertanya lagi tentang kambing, maka beliau menjawab, pungutlah dia, karena kemungkinannya dia itu untukmu, untuk saudaramu, atau untuk srigala. (Hr Bukhari)

MAKNA RABB DALAM AL-QUR,AN
Kemudian bagaimana makna rabb menurut Al Qur'an ?

Makna rabb dalam al Qur'an dijelaskan dalam surat toha yang berisi dialog antara nabi Musa dan Harun dengan Fir'aun

قَالَ فَمَنْ رَبُّكُمَا يَامُوسَى(49)قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى
Berkata Fir`aun: "Maka siapakah Raab kalian berdua, hai Musa? Musa berkata: "Rabb kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.(Thoha : 49-50)


Bersambung >>

BIOGRAFI IMAM BUKHARI

Pertumbuhan beliau
Nama: Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al Mughirah bin Bardizbah.
Kuniyah beliau: Abu Abdullah
Nasab beliau:
1. Al Ju’fi; nisabah Al Ju’fi adalah nisbah arabiyyah. Faktor penyebabnya adalah, bahwasanya al Mughirah kakek Bukhari yang kedua masuk Islam berkat bimbingan dari Al Yaman Al Ju’fi. Maka nisbah beliau kepada Al Ju’fi adalah nisbah perwalian
2. Al Bukhari; yang merupakan nisbah kepada negri Imam Bukhari lahir
Tanggal lahir: Beliau dilahirkan pada hari Jum’at setelah shalat Jum’at 13 Syawwal 194 H
Tempat lahir: Bukhara
Masa kecil beliau: Bukhari dididik dalam keluarga yang berilmu. Bapaknya adalah seorang ahli hadits, akan tetapi dia tidak termasuk ulama yang banyak meriwayatkan hadits, Bukhari menyebutkan di dalam kitab tarikh kabirnya, bahwa bapaknya telah melihat Hammad bin Zaid dan Abdullah bin Al Mubarak, dan dia telah mendengar dari imam Malik, karena itulah dia termasuk ulama bermadzhab Maliki. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil, sehingga dia pun diasuh oleh sang ibu dalam kondisi yatim. Akan tetapi ayahnya meninggalkan Bukhari dalam keadaan yang berkecukupan dari harta yang halal dan berkah. Bapak Imam Bukhari berkata ketika menjelang kematiannya; “Aku tidak mengetahui satu dirham pun dari hartaku dari barang yang haram, dan begitu juga satu dirhampun hartaku bukan dari hal yang syubhat.”
Maka dengan harta tersebut Bukhari menjadikannya sebagai media untuk sibuk dalam hal menuntut ilmu.
Ketika menginjak usia 16 tahun, dia bersama ibu dan kakaknya mengunjungi kota suci, kemudian dia tinggal di Makkah dekat dengan baitulah beberapa saat guna menuntut ilmu.
Kisah hilangnya penglihatan beliau: Ketika masa kecilnya, kedua mata Bukhari buta. Suatu ketika ibunya bermimpi melihat Khalilullah Nabi Ibrahim ‘Alaihi wa sallam berujar kepadanya; “Wahai ibu, sesungguhnya Allah telah memulihkan penglihatan putramu karena banyaknya doa yang kamu panjatkan kepada-Nya.” Menjelang pagi harinya ibu imam Bukhari mendapati penglihatan anaknya telah sembuh. Dan ini merupakan kemuliaan Allah subhanahu wa ta’ala yang di berikan kepada imam Bukhari di kala kecilnya.
Perjalanan beliau dalam menuntut ilmu
Kecerdasan dan kejeniusan beliau
kecerdasan dan kejeniusan Bukhari nampak semenjak masih kecil. Allah menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, sedikit sekali orang yang memiliki kelebihan seperti dirinya pada zamannya tersebut. Ada satu riwayat yang menuturkan tentang dirinya, bahwasanya dia menuturkan; “Aku mendapatkan ilham untuk menghafal hadits ketika aku masih berada di sekolah baca tulis.” Maka Muhammad bin Abi Hatim bertanya kepadanya; “saat itu umurmu berapa?”. Dia menjawab; “Sepuluh tahun atau kurang dari itu. Kemudian setelah lulus dari sekolah akupun bolak-balik menghadiri majelis hadits Ad-Dakhili dan ulama hadits yang lainnya. Ketika sedang membacakan hadits di hadapan murid-muridnya, Ad-Dakhili berkata; ‘Sufyan meriwayatkan dari Abu Zubair dari Ibrahim.’ Maka aku menyelanya; ‘Sesungguhnya Abu Zubair tidak meriwayatkan dari Ibrahim.’ Tapi dia menghardikku, lalu aku berkata kepadanya, ‘kembalikanlah kepada sumber aslinya, jika anda punya.’ Kemudian dia pun masuk dan melihat kitabnya lantas kembali dan berkata, ‘Bagaimana kamu bisa tahu wahai anak muda?’ Aku menjawab, ‘Dia adalah Az Zubair. Nama aslinya Ibnu ‘Adi yang meriwayatkan hadits dari Ibrahim.’ Kemudian dia pun mengambil pena dan membenarkan catatannya. Dan dia pun berkata kepadaku, ‘Kamu benar.’ Maka Muhammad bin Abi Hatim bertanya kepada Bukhari; “Ketika kamu membantahnya berapa umurmu?”. Bukhari menjawab, “Sebelas tahun.”
Hasyid bin Isma’il menuturkan: bahwasanya Bukhari selalu ikut bersama kami mondar-mandir menghadiri para masayikh Bashrah, dan saat itu dia masih anak kecil. Tetapi dia tidak pernah menulis (pelajaran yang dia simak), sehingga hal itu berlalu beberapa hari. Setelah berlalu 6 hari, kamipun mencelanya. Maka dia menjawab semua celaan kami; “Kalian telah banyak mencela saya, maka tunjukkanlah kepadaku hadits-hadits yang telah kalian tulis.” Maka kami pun mengeluarkan catatan-catatan hadits kami. Tetapi dia menambahkan hadits yang lain lagi sebanyak lima belas ribu hadits. Dan dia membaca semua hadits-hadits tersebut dengan hafalannya di luar kepala. Maka akhirnya kami mengklarifikasi catatan-catatan kami dengan berpedoman kepada hafalannya.
Permulaannya dalam menuntut ilmu
Aktifitas beliau dalam menuntut ilmu di mulai semenjak sebelum menginjak masa baligh, dan hal itu di tunjang dengan peninggalan orang tuanya berupa harta, beliau berkata; ‘aku menghabiskan setiap bulan sebanyak lima ratus dirham, yang aku gunakan untuk pembiaan menuntut ilmu, dan apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik dan lebih eksis.’
Dia bergegas mendatangi majelis-majelis ilmu, ketika dia sudah menghafal Al qur`an dan menghafal beberapa karya tulis para ulama, dan yang pertama kali karya tulis yang beliau hafal adalah buku Abdullah bin Al Mubarak, buku Waki’ bin al Jarrah dalam masalah Sunan dan zuhud, dan yang lainnya. Sebagaimana beliau juga tidak meninggalkan disiplin ilmu dalam masalah fikih dan pendapat.
Rihlah beliau
Rihlah dalam rangka menuntut ilmu merupakan bagian yang sangat mencolok dan sifat yang paling menonjol dari tabiat para ahlul hadits, karena posisi Bukhari dalam masalah ilmu ini merupakan satu kesatuan pada diri seorang ahlul hadits, maka dia pun mengikuti sunnah para pendahulunya dan dia pun meniti jalan mereka.
Dia tidak puas dengan hanya menyimak hadits dari penduduk negrinya, sehingga tidak terelakkan lagi bagi dirinya untuk mengadakan dalam rangka menuntut ilmu, dia berkeliling ke negri-negri Islam. Dan pertama kali dia mengadakan perjalanannya adalah pada tahun 210 hijriah, yaitu ketika umurnya menginjak 16 tahun, pada tahun kepergiannya dalam rangka menunaikan ibadah haji bersama dengan ibundanya dan saudara tuanya.
Negri-negri yang pernah beliau masuki adalah sebagai berikut;
1. Khurasan dan daerah yang bertetangga dengannya
2. Bashrah
3. Kufah
4. Baghdad
5. Hijaz (Makkah dan Madinah)
6. Syam
7. Al Jazirah (kota-kota yang terletak di sekitar Dajlah dan eufrat)
8. Mesir
Bukhari menuturkan tentang rihlah ilmiah yang dia jalani; ‘Aku memasuki Syam, Mesir dan al Jazirah sebanyak dua kali, ke Bashrah sebanyak empat kali, dan aku tinggal di Hijaz beberapa tahun, dan aku tidak bisa menghitung berapa kali saya memasuki kawasan Kufah dan Baghdad bersama para muhadditsin.
Guru-guru beliau
Imam Bukhari berjumpa dengan sekelompk kalangan atba’ut tabi’in muda, dan beliau meriwayatkan hadits dari mereka, sebagaimana beliau juga meriwayatkan dengan jumlah yang sangat besar dari kalangan selain mereka. Dalam masalah ini beliau bertutur: aku telah menulis dari sekitar seribu delapan puluh jiwa yang semuanya dari kalangan ahlul hadits.
Guru-guru imam Bukhari terkemuka yang telah beliau riwayatkan haditsnya;
1. Abu ‘Ashim An Nabil
2. Makki bin Ibrahim
3. Muhammad bin ‘Isa bin Ath Thabba’
4. Ubaidullah bin Musa
5. Muhammad bin Salam Al Baikandi
6. Ahmad bin Hambal
7. Ishaq bin Manshur
8. Khallad bin Yahya bin Shafwan
9. Ayyub bin Sulaiman bin Bilal
10. Ahmad bin Isykab
11. Dan masih banyak lagi
Murid-murid beliau
Al Hafidz Shalih Jazzarah berkata; ‘ Muhammad bin Isma’il duduk mengajar di Baghdad, dan aku memintanya untuk mendektekan (hadits) kepadaku, maka berkerumunlah orang-orang kepadanya lebih dari dua puluh ribu orang.
Maka tidaklah mengherankan kalau pengaruh dari majelisnya tersebut menciptakan kelompok tokoh-tokoh yang cerdas yang meniti manhaj, dintara mereka itu adalah;
1. Al Imam Abu al Husain Muslim bin al Hajjaj an Naisaburi (204-261), penulis buku shahih Muslim yang terkenal
2. Al Imam Abu ‘Isa At Tirmizi (210-279) penulis buku sunan At Tirmidzi yang terkenal
3. Al Imam Shalih bin Muhammad (205-293)
4. Al Imam Abu Bakr bin Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah (223-311), penulis buku shahih Ibnu Khuzaimah.
5. Al Imam Abu Al Fadhl Ahmad bin Salamah An Naisaburi (286), teman dekat imam Muslim, dan dia juga memiliki buku shahih seperti buku imam Muslim.
6. Al Imam Muhammad bin Nashr Al Marwazi (202-294)
7. Al Hafizh Abu Bakr bin Abi Dawud Sulaiman bin Al Asy’ats (230-316)
8. Al Hafizh Abu Al Qasim Abdullah bin Muhammad bin Abdul ‘Aziz Al Baghawi (214-317)
9. Al Hafizh Abu Al Qadli Abu Abdillah Al Husain bin Isma’il Al Mahamili (235-330)
10. Al Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Ma’qil al Nasafi (290)
11. Al Imam Abu Muhammad Hammad bin Syakir al Nasawi (311)
12. Al Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yusuf bin Mathar al Firabri (231-320)
Karakter imam Bukhari
Meskipun Imam Bukhari sibuk dengan menuntut ilmu dan menyebarkannya, tetapi dia merupakan individu yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya, menegakkan keta’atan kepada Rabbnya, terpancar pada dirinya ciri-ciri seorang wali yang terpilih dan orang shalih serta berbakti, yang dapat menciptakan karismatik di dalam hati dan kedudukan yang mempesona di dalam jiwa.
Dia merupakan pribadi yang banyak mengerjakan shalat, khusu’ dan banyak membaca al Qur`an.
Muhammad bin Abi Hatim menuturkan: ‘dia selalu melaksanakan shalat di waktu sahur sebanyak tiga belas raka’at, dan menutupnya dengan melaksanakan shalat witir dengan satu raka’at’
Yang lainnya menuturkan; ‘ Apabila malam pertama di bulan Ramadlan, murid-murid imam Bukhari berkumpul kepadanya, maka dia pun meminpin shalat mereka. Di setiap rak’at dia membaca dua puluh ayat, amalan ini beliau lakukan sampai dapat mengkhatamkan Al qur`an.
Beliau adalah sosok yang gemar menafkahkan hartanya, banyak berbuat baik, sangat dermawan, tawadldlu’ dan wara’.
Persaksian para ulama terhadap beliau
Sangat banyak sekali para ulama yang memberikan kesaksian atas keilmuan imam Bukhari, diantara mereka ada yang dari kalangan guru-gurunya dan teman-teman seperiode dengannya. Adapun periode setelah meninggalnya bukhari sampai saat ini, kedudukan imam Bukhari selalu bersemayam di dalam relung hati kaum muslimin, baik yang berkecimpung dalam masalah hadits, bahkan dari kalangan awwam kaum muslimin sekali pun memberikan persaksian atas keagungan beliau.
Di antara para tokoh ulama yang memberikan persaksian terhadap beliau adalah;
1. Abu Bakar ibnu Khuzaimah telah memberikan kesaksian terhadap Imam Bukhari dengan mengatakan: “Di kolong langit ini tidak ada orang yang lebih mengetahui hadits dari Muhammad bin Isma’il.”
2. ‘Abdan bin ‘Utsman Al Marwazi berkata; ‘aku tidak pernah melihat dengan kedua mataku, seorang pemuda yang lebih mendapat bashirah dari pemuda ini.’ Saat itu telunjuknya diarahkan kepada Bukhari
3. Qutaibah bin Sa’id menuturkan; ‘aku duduk bermajelis dengan para ahli fikih, orang-orang zuhud dan ahli ibadah, tetapi aku tidak pernah melihat semenjak aku dapat mencerna ilmu orng yang seperti Muhammad bin Isma’il. Dia adalah sosok pada zamannya seperti ‘Umar di kalangan para sahabat. Dan dia berkata; ‘ kalau seandainya Muhammad bin Isma’il adalah seorang sahabat maka dia merupakan ayat.
4. Ahmad bin Hambal berkata; Khurasan tidak pernah melahirkan orang yang seperti Muhammad bin Isma’il.
5. Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Ibnu Numair menuturkan; kami tidak pernah melihat orang yang seperti Muhammad bin Ism’ail
6. Bundar berkata; belum ada seorang lelaki yang memasuki Bashrah lebih mengetahui terhadap hadits dari saudara kami Abu Abdillah.
7. Abu Hatim ar-Razi berkata: “Khurasan belum pernah melahirkan seorang putra yang hafal hadits melebihi Muhammad bin Isma’il, juga belum pernah ada orang yang pergi dari kota tersebut menuju Irak yang melebihi kealimannya.”
8. Muslim (pengarang kitab Sahih) berkata ketika Bukhari menyingkap satu cacat hadits yang tidak di ketahuinya; “Biarkan saya mencium kedua kaki anda, wahai gurunya para guru dan pemimpin para ahli hadits, dan dokter hadits dalam masalah ilat hadits.”
9. al-Hafiz Ibn Hajar yang menyatakan: “Andaikan pintu pujian dan sanjungan kepada Bukhari masih terbuka bagi generasi sesudahnya, tentu habislah semua kertas dan nafas. Ia bagaikan lautan tak bertepi.”
Hasil karya beliau
Di antara hasil karya Imam Bukhari adalah sebagai berikut :
• Al Jami’ as Sahih (Sahih Bukhari)
• Al Adab al Mufrad.
• At Tarikh ash Shaghir.
• At Tarikh al Awsath.
• At Tarikh al Kabir.
• At Tafsir al Kabir.
• Al Musnad al Kabir.
• Kitab al ‘Ilal.
• Raf’ul Yadain fi ash Shalah.
• Birru al Walidain.
• Kitab al Asyribah.
• Al Qira`ah Khalfa al Imam.
• Kitab ad Dlu’afa.
• Usami ash Shahabah.
• Kitab al Kuna.
• Al Hbbah
• Al Wihdan
• Al Fawa`id
• Qadlaya ash Shahabah wa at Tabi’in
• Masyiikhah
Wafat Beliau
Imam Bukhari keluar menuju Samarkand, Tiba di Khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkand, ia singgah untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya beliau meninggal pada hari sabtu tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Semoga Allah selalu merahmatinya dan ridla kepadanya.

Kamis, 14 Oktober 2010

DIRIKANLAH SHALAT

Nabi Muhammad saw telah bersabda:
"Yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari Qiyamat adalah shalat. jika shalatnya beres (baik) maka bereslah (baiklah) seluruh amalnya dan jika shalatnya rusak maka rusaklah seluruh amalnya."
(al-Mu'jam al-Ausath 2:240 no 1859, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah 7:276 no 36047 dari Anas ibnu Malik)

DALIL DALIL SHALAT DHUHA

DALIL SHOLAT DHUHA الضحى

حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا أَبُو التَّيَّاحِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو عُثْمَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ

Abu Hurairah ra berkata, Kekasihku Nabi saw telah mewariskan aku dengan tiga perkara, shaum tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha dan witir sebelum saya tidur.(Hr Bukhari)

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ حَدَّثَنَا يَزِيدُ يَعْنِي الرِّشْكَ حَدَّثَتْنِي مُعَاذَةُ أَنَّهَا سَأَلَتْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَمْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي صَلَاةَ الضُّحَى قَالَتْ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَيَزِيدُ مَا شَاءَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ يَزِيدَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ وَقَالَ يَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ

ditanyakan kepada Aisyah, apakah rasulullah saw mengerjakan sholat dhuha? Beliau menjawab, Ya, beliau sholat empat rakaat dan melebihkan sekehendaknya.(Hr Muslim)

صَلَاةُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ مَثْنَى مَثْنَى))


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ رُمْحِ بْنِ الْمُهَاجِرِ أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ أَنَّ أَبَا مُرَّةَ مَوْلَى عَقِيلٍ حَدَّثَهُ أَنَّ أُمَّ هَانِئٍ بِنْتَ أَبِي طَالِبٍ حَدَّثَتْهُ أَنَّهُ لَمَّا كَانَ عَامُ الْفَتْحِ أَتَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بِأَعْلَى مَكَّةَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى غُسْلِهِ فَسَتَرَتْ عَلَيْهِ فَاطِمَةُ ثُمَّ أَخَذَ ثَوْبَهُ فَالْتَحَفَ بِهِ ثُمَّ صَلَّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ سُبْحَةَ الضُّحَى

Ummu Hani rh berkata, Rasulullah saw berdiri untuk mandi, maka fathimah menghalanginya, lalu beliau mengambil pakaiannya kemudian berselimut dengan pakaian itu, lalu sholat delapan Rakaat sholat sunnat dhuha. (Hr Muslim)


Hadits-hadits Dhoif tentang sholat Dhuha

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ وَأَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ السَّرْحِ قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي عَيَّاضُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ مَخْرَمَةَ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ أُمِّ هَانِئٍ بِنْتِ أَبِي طَالِبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفَتْحِ صَلَّى سُبْحَةَ الضُّحَى ثَمَانِيَ رَكَعَاتٍ يُسَلِّمُ مِنْ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ
Ummu Hanni rh berkata, Rasulullah saw pada hari Fathul Makkah sholat Dhuha delapan rakaat, beliau salam setiap dua rakaat.(Hr Abu Daud)

عَيَّاضُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ

Imam Bukhari berkomentar , منكر الحديث haditsnya munkar

حدثنا أحمد قال حدثنا محمد بن غالب الأنطاكي قال حدثنا سعيد بن مسلمة الأموي قال حدثنا عمر بن خالد بن عباد عن زياد بن عبيد الله بن الربيع عن الحسن عن أنس بن مالك قال ثم رَأَيْتُ النَبِيَّ يُصَلِّي الضُّحَى سِتَّ رَكَعَاتٍ فَمَا تَرَكْتُهُنَّ بَعْدَ
Anas Ibn malik berkata Aku melihat Rasulullah saw sholat dhuha enam rakaat, maka aku tidak pernah meninggalkan yang enam rakaat itu setelah wafatnya beliau.(Hr Thobrani, Mu'jam Al Ausat, juz 2 hal 68, No Hadits 1276)

سعيد بن مسلمة الأموي
Imam Bukhari berkomentar, منكر الحديث haditnya munkar

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ بُكَيْرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ قَالَ حَدَّثَنِي مُوسَى بْنُ فُلَانِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عَمِّهِ ثُمَامَةَ بْنِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ
Rasulullah saw bersabda, barang siapa sholat dhuha dua belas rakaat pasti Allah akan membangun istana dari emas di surga untuknya.(Hr Tirmidzi)

مُوسَى بْنُ فُلَانِ بْنِ أَنَسٍ
Seorang Rawi yang Mjhul مجهل tidak di kenal

رواه البزار وفيه حسين بن عطاء ضعفه أبو حاتم وغيره وذكره ابن حبان في الثقات وقال يخطيء ويدلس وعن أبي الدرداء قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ صَلَّى الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ وَمَنْ صَلَّى أَرْبَعًا كُتِبَ مِنَ الْعَابِدِيْنَ وَمَنْ صَلَّى سِتَّا كُفِّرَ ذَلِكَ الْيَوْمَ وَمَنْ صَلَّى ثَمَانِيًا كُتِبَهُ اللهُ مِنَ الْقَانِتِيْنَ وَمَنْ صَلَّى ثِنْتَى عَشَرَةَ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Rasulullah saw bersabda, siapa yang sholat dhuha dua rakaat, ia tidak di catat termasuk orang yang lalai. Dan siapa yang sholat empat rakaat, ia dicatat sebagai Ahli Ibadah, dan siapa yang sholat sebanyak delapan rakaat, Allah mencatatnya sebagai orang yang taat, dan siapa yang sholat enam rakaat, maka niscaya di hapus dosanya hari itu, dan barang siapa yang sholat dua belas rakaat, Allah membangunkan baginya sebuah rumah di sorga. (Hr Al Bazzar, Dalam Majmu Zawaid, juz 2 hal 237)

حسين بن عطاء
Ibnu Hiban mengatakan dia itu sering salah

Abu Hatim mengatakan منكر الحديث haditnya munkar.

Kesimpulan : Sholat Dhuha adalah sholat yang di lakukan Waktu naiknya Matahari, kira-kira jam 8 atau jam 9, di lakukan sebanyak dua rakaat , empat rakaat, atau delapan rakaat, semuanya satu kali salam.